Bandar Lampung
dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan peningkatan kemampuan daya beli yang ikut memperkuat dimensi kesejahteraan.
Meski demikian, BPS mencatat bahwa kesenjangan antarwilayah masih menjadi tantangan. Kabupaten dengan IPM tinggi seperti Kota Bandarlampung (81,20) dan Metro (80,75) jauh di atas rata-rata provinsi, sedangkan daerah dengan basis pertanian kuat seperti Lampung Timur dan Lampung Tengah masih berada di kisaran 70–71. Pemerataan pembangunan manusia masih perlu didorong terutama di wilayah perdesaan dan pesisir yang memiliki keterbatasan akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan.
Pemerintah Provinsi Lampung menargetkan IPM menembus 74,5 pada tahun 2026, dengan fokus pada peningkatan kualitas pendidikan vokasi, layanan kesehatan primer, serta penguatan ekonomi produktif berbasis UMKM dan pertanian modern. Program seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), beasiswa pendidikan tinggi untuk keluarga pra-sejahtera, serta pembangunan Rumah Sakit di kabupaten diharapkan menjadi pendorong utama peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Dengan tren ini, posisi IPM Lampung berpotensi naik ke kategori tinggi secara nasional dalam dua tahun ke depan. BPS menilai capaian tahun 2025 ini menjadi indikator positif bahwa pembangunan manusia di Lampung semakin inklusif, bukan hanya tumbuh di kota besar, tetapi juga mulai menjangkau daerah pinggiran dan pedesaan.(red)
