Ogan Ilir
Budi Gempita, seorang tokoh pemuda Ogan Ilir, mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) untuk melakukan investigasi mendalam terkait kejadian tebakarnya mobil seorang jurnalis TVRI,
Kejadian tersebut di Ketahun siang bolong sebelum sholat zhuhur Kamis, 20 Oktober 2025.
Peristiwa ini memicu kekhawatiran di kalangan aktivis dan pegiat media di kab. Ogan Ilir yang merasa terancam.
Karena sudah banyak aktivitas , lsm wartawan yang menjadi korban di Ogan Ilir bahkan ada yang meninggal dunia.
Kabupaten Ogan Ilir keras sangat berbeda dengan daerah lain di Sumatera Selatan,” ujarnya.
Budi Gempita menjelaskan bahwa di kab. Ogan Ilir, oknum penguasa dan pejabat cenderung arogan dan anti kritik, terutama terkait pemberitaan dugaan penyelewengan anggaran yang menjadi ladang korupsi berjamaah, terlihat dari banyaknya temuan BPK. Dan meningkatkan nya harta pejabat
Ia khawatir, kondisi ini dapat memicu tindakan intimidasi terhadap wartawan dan aktipis dan LSM yang bertugas di kab.ogan ilir.
Lebih lanjut, Budi Gempita menyoroti kondisi di sekitar lokasi kejadian yang mencurigakan adanya rumput dan ilalang rimbun di dekat pagar rumah jurnalis tersebut, yang bisa menjadi indikasi adanya orang yang sengaja mendekati lokasi sebelum kejadian.
“Melihat Kabupaten Ogan Ilir sudah masuk kartu merah alias rawan, apalagi di bidang kritik, seakan nyawa tidak ada artinya bagi para oknum pengusaha untuk melakukan apapun,” tegasnya.
Budi Gempita berharap, negara melalui APH tidak menganggap remeh catatan sejarah buruk yang dialami wartawan dan LSM di Ogan Ilir.
Kemarin aktivis/ LSM yang dikroyok sampai meningal dunia, sekarang mobil Jurnalis TVRI ludes terbakar .
( Tim/ red )
