Komnas HAM Jangan Buat Framing Jahat Terkait Penanganan Aksi Demo Di Jakarta

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 03:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta

Kerusuhan masal dalam aksi massa di Jakarta berujung pada penjarahan rumah pejabat publik, mulai dari anggota DPR hingga menteri. Aksi penjarahan berlangsung sejak Sabtu siang hingga Minggu dini hari (31/8/2025). Sejumlah fasilitas umum juga menjadi sasaran perusakan. Sebanyak tujuh gerbang tol dibakar massa pada Jumat (29/8/2025). Selain itu juga sarana prasarana milik Polri di wilayah hukum Polda Metro Jaya mengalami kerusakan berat dan ringan. Ada 37 sarana prasarana Polri dari mulai polres, polsek, polsubsektor, pospol, pos lantas, dan hingga beberapa kendaraan dinas yang dirusak massa,” akibat aksi anarkis tersebut telah merugikan banyak pihak yang tidak seharusnya terjadi.

Menyikapi masalah yang dihadapi pasca kerusuhan maka kami dari LAKSI menyatakan sikap terkait dengan adanya pernyataan dari Komnas HAM di media yang telah mengecam tindakan polisi dalam menegakan hukum terhadap para pelaku dalang kerusuhan dan pelaku perusakan fasilitas publik, kami menilai bahwa pernyataan Komnas HAM yang menyebutkan polisi bekerja tidak professional dalam menangani aksi rusuh di wilayah hukum Polda Metro Jaya sangat tidak berdasar dan menyesatkan publik, kami yakin polisi telah memiliki bukti yang kuat atas keterlibatan Delpedro sebagai pelaku propaganda dalang kerusuhan dan polisi bekerja sudah sesuai prosedur dan fakta hukum yang ada, atas kasus kematian ojol Affan Polri juga sudah memberikan sangsi tegas terhadap anggota Brimob yang melakukan tindakan hukum, artinya polri sangat responsif atas desakan publik, dan juga sudah sesuai dengan azas keadilan di masyarakat.

Kami meminta semua pihak termasuk Komnas HAM atau LSM tertentu agar menghormati proses hukum yang tengah dijalankan oleh Polda Metro Jaya, kami mengecam adanya narasi tendensius dari Komnas HAM yang menyudutkan polri dalam mengungkap para pelaku perusuh, kami menuntut agar Komnas HAM tidak melakukan intervensi terhadap proses ini, dan tidak memberikan pernyataan yang tendensius terhadap polri, kami mengecam narasi soal tuntutan pencopotan Kapolri, dan Kapolda yang menurut kami sangat tidak berdasar dan politis, Komnas HAM jangan mengarang cerita yang tidak jelas, mengenai korban jiwa sebab semua pihak baik anggota polri juga mengalami penganiayaan dan menjadi korban akibat dari aksi rusuh tersebut.

Kami mengingatkan dengan penuh kesadaran akal budi dan hati nurani bahwa polri telah mengedepankan pendekatan humanis dan proporsional untuk mengidentifikasi antara demonstran damai dan perusuh, dalam menangkap para pelaku kejahatan dalam aksi massa tersebut. Kami memberikan apresiasi dan penghargaan tinggi atas kinerja Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Suheri yang dinilainya sangat mengedepankan aspek kemanusiaan dan tetap sigap dalam mengamankan jalannya aksi dan mampu menjaga situasi tetap terkendali meskipun massa bertindak anarkis. Berkat keseriusan dan turun langsung di lapangan Kapolda metro jaya berhasil mengembalikan stabilitas keamanan di wilayah hukum Jakarta dan sekitarnya.

Polri hari ini sudah sangat profesional dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Sejak era reformasi kepolisian terus menuju ke arah lebih baik sesuai yang diharapkan masyarakat,” Jika masih ada yang menilai kepolisian tidak profesional merupakan pihak yang selama ini tidak melihat kerja-kerja polri secara utuh dan objektif. “Kepercayaan publik terhadap Polri setiap tahunnya meningkat itu sudah bisa menjadi bukti Polri semakin hari semakin baik dalam menjalankan tugas di lapangan, itu tidak terbantahkan karena masyarakat langsung yang memberikan penilaian.

 

 

*Azmi Hidzaqi*
*Kordinator LAKSI*

Berita Terkait

Vincent Suriadinata dari Mustika Raja Law Office Tekankan Strategi HKI dan Kontrak untuk Lindungi Masa Depan Industri Game Indonesia
IGX 2025 Sukses Spektakuler: Kolaborasi Game dan Warisan Budaya Cetak Sejarah Baru Ekosistem Digital Indonesia
YORINDO, APTIKNAS, dan APKOMINDO Sukses Gelar Hospital Technology Day 2025: Wujudkan Kolaborasi Menuju Hospital 5.0
PILAR WELLSKIN dan Yayasan Cipta Wellness Gelar “Wellness Tourism Appreciation Night 2025
Kasus Ijazah Jokowi, Ujian Integritas Indonesia sebagai Negara Hukum
Hadiri Undangan Seminar dan Ulang Tahun Ke-18 PPWI, Bertemu Tokoh Jurnalis Senior Ali Syarief dan Sejumlah Dubes
DPC PPWI OKI Meriahkan HUT ke-18 PPWI dan Rakernas di Jakarta
SKKP Tinggalkan Utang di Sulut, Bohongi Ratusan Warga Papua, Masyarakat Perlu Waspada

Berita Terkait

Jumat, 28 November 2025 - 03:39 WIB

Vincent Suriadinata dari Mustika Raja Law Office Tekankan Strategi HKI dan Kontrak untuk Lindungi Masa Depan Industri Game Indonesia

Kamis, 27 November 2025 - 02:22 WIB

IGX 2025 Sukses Spektakuler: Kolaborasi Game dan Warisan Budaya Cetak Sejarah Baru Ekosistem Digital Indonesia

Kamis, 27 November 2025 - 02:11 WIB

YORINDO, APTIKNAS, dan APKOMINDO Sukses Gelar Hospital Technology Day 2025: Wujudkan Kolaborasi Menuju Hospital 5.0

Selasa, 25 November 2025 - 03:29 WIB

PILAR WELLSKIN dan Yayasan Cipta Wellness Gelar “Wellness Tourism Appreciation Night 2025

Selasa, 25 November 2025 - 02:14 WIB

Kasus Ijazah Jokowi, Ujian Integritas Indonesia sebagai Negara Hukum

Rabu, 19 November 2025 - 05:36 WIB

Hadiri Undangan Seminar dan Ulang Tahun Ke-18 PPWI, Bertemu Tokoh Jurnalis Senior Ali Syarief dan Sejumlah Dubes

Jumat, 14 November 2025 - 03:46 WIB

DPC PPWI OKI Meriahkan HUT ke-18 PPWI dan Rakernas di Jakarta

Kamis, 13 November 2025 - 23:14 WIB

SKKP Tinggalkan Utang di Sulut, Bohongi Ratusan Warga Papua, Masyarakat Perlu Waspada

Berita Terbaru

casinoamonbet

Crownslots casino

Jumat, 28 Nov 2025 - 10:08 WIB

casinocatspins

Casino ohne lizenz aus deutschland 2025 oasissperre umgehen reddit

Jumat, 28 Nov 2025 - 09:59 WIB

kingmakercasino

Vave casino no deposit bonus code

Jumat, 28 Nov 2025 - 09:36 WIB